entahlah, hhhhh ?!?!?!?!
kapan gerimis yang kau puja tiba ?
lalu lalang di putik mata dengan menggenang
bila jatuhnya kalimat kau ucap merdu
maka semat makna yang tak pernah tereja
akan terus hantui malam dengan lirik yang takut
kau hanya dinding dalam sandaran rapuh yang memuai
kau hanya tanah yang terkulai
dalam becek tanah di sore kemarin
kau hanya rinai hujan yang basah
di antara gemuruh mega yang berkejap menyala
sedang aku hanyalah kering
kerontang yang berdebu
yang mengisi kemarau dengan terik nan pilu
yang mengisi kerongkongan dengan dahaga
dan menaburi siang dengan keringat keringat lembab
sungguh aku tak akan mampu
menyematmu agar terselip aman di antara jemariku
mendekapmu agar sepinya dingin tak lagi mengganggumu
mengecupmu diantara dua mata, diantara dua pipimu
aku tak akan bisa
ma'afkan aku
sungguh aku tak bisa