Berita dari sahabat
kabut tipis bertepi diantara hati
menyerupai lentera berapi api di pinggiran kolam berlumut
memerah padam di terpa gelombang hati bersalju
melambai meniup di goyang
setelah sekian lama terhenti
jejak itu mulai muncul
nyata menjelma menapak di kelokan kelokan jalan berbatu
bersiluet jingga kabur oleh pandangan mata
terlalu hanyut jika hadirmu dalam sepi menjerit histeris
memadamkan rindu yang seolah telah mati membeku
pandangan sayu larut matamu membuyarkan lamunan
hidup dalam damai diantara deretan pohon – pohon oak tua
menempel erat di antara dinding – dinding bercat putih keabu – abuan
menyeretnya untuk kemudian di buang dengan campah
aku telah lama membisu
melamun di angkasa raya
termenung dalam mimpi
dan termimpi dalam tidur
tak ada makna dalam berita tua
hanya semburat bergaris garis , berbaris di sela jiwa
berpetak, petak bentuknya, berjajar di antara sulam
dan kalau pun menjelma, itu bukan biasnya