myspace

Thursday, December 11, 2008

Berikan padaku

beri aku madu !
biar pahit ini terusir dengan ramah
tak lagi menyekat kerongkonganku dengan kering
dan meludahkannya dengan mudah

beri aku air !
agar dahagaku terampuni
mengisi bejana bejana dengan warna biru dan ungu
untuk ku simpan di kemudian hari

pernah terpikir olehmu ?
tertidur di dalam tungku membara dengan nyenyaknya?
memimpikan keindahan surga yang tak terjamah ?
mengigaukan dingin yang menjalar sukma ?

pernahkan kau membayangkan ?
merebahkan penat diantara rerumputan gersang ?
di iringi tiupan seruling penggembala siang ?
menari dengan senyum yang tak pernah terkembang ?

sedikit renungkan untuk kemudian di ejakan
tak harus dangan kata kata bijak
ataupun siraman siraman sejuk
cukup lakukan dan patuhi

terlalu lama terdiam membuatmu bisu
tarlalu lama mengasing membuatmu malu

aku tak butuh bujukmu dalam endapan
yang hanya merenda angan untuk kemudian termuntahkan
aku tak butuh rayuanmu dalam hayalan
yang akhirnya menguap begitu saja terserap oleh kelam

cukuplah bijak yang berucap
memberi beberapa petuah dan sumpah
yang tersulam dengan indah di mata
menjadikannya butiran lembut hangat berbening bening

cukuplah hati yang bergumam
dan biarkan bibir ini saling berpagutan
tak peduli sampai berapa lama ia melakukan
sekedar menikmatinya...dan jangan di kalimatkan

Monday, October 13, 2008

Apa yang kupunya ?

Apa yang kupunya kini
Sebuah nyawa dengan beribu luka di sana?
ataukah sebuah nafas yang menghirup sesak setiap sendi dijiwa ?

Semua mengabur mengubur dengan kelam
Berpetak petak di sebelah nurani
Berpacu melawan jengah keramat di jengkal malam
hingga larut dalam tangisan

Aku menghapus,
aku terhapus

Lamat kudengar lantunan sedih tangis sang putri
Sayup kudengar merdu gelak tawa sang kelana
Yang terukir indah di setiap sisi hitam
Terenda rapi di setiap biji pualam
berdiri mematung di ufuk kegagalan

Apa yang kupunya kini
Sebuah hayalan yang tertancap di garis cakrawala?
Ataukah sebuah dongeng yang terisak disetiap malamnya ?

Atau.....
Aku tak punya apa apa?

Thursday, August 28, 2008

Ada apa denganmu?

ada apa denganmu?
hanya menyirami mawar sedang tulip kau acuhkan bisu
ada apa denganmu?
jingga yang tercoret kau hapus menjadi kelabu

bukankah indah jika hati terukir oleh pelangi ?
bukankah nyaman, jika dingin terselimuti bulan ?

kau terlalu jauh mengembara
tiba masanya untukmu berjeda
sekedar mengusap peluh
sekedar merehat penat

ada apa denganmu?
seorang diri memandang langit
mengamati awan yang palsu
mengharap hujan di kemarau keruh

harusnya kau teduh
memayungi jiwa agar tak terbakar
oleh gersang yang sepertinya meng-arang

beristirahatlah sejenak
aku akan menyejukkanmu
aku akan menghangatkanmu
dengan lantunan puisi yang bersahabat
tentang cinta yang tak mungkin tersemat.

Emosi Sesat

Ancuuuur!
makalahku lebur menyembur tak teratur.
majalahku lunglai, terbengkalai di seluruh lantai

mataku gesit menatap
hidungku mual menghisap.
kamarku di serbu,
berantakan tak berujung arah

mereka melenggang
cuek berdendang
seolah aku hanya hantu bayangan didalam papan

kusorot si biang keributan
dialah penentu segala kejadian
membuang residu makanan di atas bantal
hangat menyengat menebar permusuhan

diam kuambil sapu
lekat tak menoleh kuincar satu

Pletak !
sebuah kepala segera tertunduk lesu
menggelepar sekarat dalam gelimang sesal didadaku.

Mati...
apa alasanku...
itu ayam jago kesayangan bapak kosku
si jago mati, yang lain mulai lari...

huh! apa alasanku
salahkan aku..salahkan aku
yang lupa menutup pintu.

kenapa semua lucu

entah mengapa hatiku terbahak
angin itu aku rasa lucu
awan itu aku rasa lucu
dunia seolah lucu

belum pernah aku mengalami lucu
yang aku simpan selalu sedih
yang aku cipta pasti sunyi

dan kini
sebidang sajak menggugahku
membangunkanku dari sunyi

ah
ternyata hidup ini lucu
aku gila karena lucu
dan aku lucu karena gila

jadi peluklah aku untuk menjadi lucu
dan dekap aku untuk menjadi gila

Thursday, August 07, 2008

Aku Bukan Tujuanmu

aku tak akan menangis
meski dengan mengingatnya hatiku perih teriris
dan aku tak akan pernah menyesali
segala bentuk ikatan yang pernah kita tulis
di balik bambu, di balik kelambu

kau jauh dan telah ribuan purnama tak pernah kusentuh
kau jauh dan telah jutaan detak tak pernah kurasa

namun hadirmu tak lekat di makan waktu
menyusup erat diantara degup jantung
mengalir deras diantara persendianku

kau belahanku waktu itu
kau separuh nyawa kala itu

hingga waktu yang tak berpihak
merenggutmu menjauhiku
mencampakkan segala kata
yang pernah meluncur kala kita berpacu

sungguh aku tak akan menyesalinya
seandainya di suatu masa yang indah engkau datang
mengetuk pintuku, menunjukkan buah hatimu
dan tersenyum lembut padaku
sambil berucap lirih...

"kau telah hilang dari ingatanku"

Friday, June 20, 2008

Purnama tak lagi terhitung

dijalanan gelap tak berpelita ruh ku menapak sekejap, meraba kepekatan hitam dalam gulita yang berkepanjangan, cahaya yang pernah kau bawa menyuramkan jejakku.

kau tahu...ratusan purnama sudah ruh mu terbang dari rumah jiwa yang pernah kita bangun, namun selama itu pula tilasmu tak pernah jera memayungi kesepianku. kau hidup meski seluruh jiwa telah kau tarik pulang, kau ada meski seluruh senyum dalam bayang- bayangmu itu sekedar semu.

penyesalan ini hanya sebuah berita duka, yang tersampaikan lewat ayat-ayat tua...dimana mata tak lagi mampu berair...dimana kesedihan tak mampu lagi terukir...dan luka yang ada tak mampu tersembuhkan...

seandainya saja suatu ketika masa bersahaja datang, untuk mengajak aku terbang menyinggahi kenangan-kenangan yang terngiang, aku hanya ingin menanyakan sesuatu ke ruh mu... masih kah kau ingat gelak ku waktu itu...masihkah kau ingat tangisku kala itu...meski aku tak ingin sebuah jawaban darimu..tapi aku akan selalu berkata...bahwa aku masih mengingatmu.

Friday, May 16, 2008

gelap yang tak pekat

hmm tergetar juga rongga paruku
membaca sebidang sajak yang terus bertalu.
sesarat apakah beban yang terpikul ?
hingga matahari yang hangat tak melelehkan salju ?

angin tercipta untuk terhirup,
mengisi ruang ruang kosong nan hampa
membuat gelembung gelembung mengangkasa
mengusir merah biru dan jingga

gemericik nadi tersiar
agar deru jantung sedikit samar
agar derap langkah tak menjadi timpang
dan membuat lari menjadi kencang melenggang

gerangan apa yang membuatmu gaduh
mengaduh mengerang dalam geram ?.
sebiji nila yang pernah tertitip
tidakkah menjadi sebuah tujuan ?
agar langkah yang tertatih tak terlalu perih mengiris ?

sebutkan sebuah nama
atau setidaknya jabarkan sebuah kisah
tentang delila yang manja
atau tentang juliet yang terpanah asmara
agar mereka tahu, dunia tak terlalu kejam untuk dibenci

tak ada gelap yang melampaui pekat
tak ada hitam yang melewati legam
semua kisah serupa
hanya manusialah yang berani menyikapi
setegar apakah hati ?
menjalani hidup agar terlihat berseri
dalam angan pun jua dalam mimpi.

Monday, April 07, 2008

karena itu kau kupilih

temanmu berjalan adalah akar
yang menjalar untuk mencari tujuan
sahabatmu berlari adalah angin
melayang menembus ruang
mencari celah hidup yang sesak

gelombang pasang diantara karang adalah ayahmu
menegarkanmu dari hembus badai menyakitkan
kapas putih lembut menghanyutkan adalah ibumu
pereda nafsu yang terbakar oleh angkara

kau pribadi yang hidup dalam waktu
turut berdetak dalam detik
yang larut dalam hening kepak kepak malam

itu mengapa hati memilihmu
itu mengapa rindu melukis wajahmu

karena cinta yang terpaut satu
mengakarkan kita dalam bentang hangat yang nyaman
menyudutkanku dalam batasan yang tak mampu aku genggam
batasan yang akhirnya hanya wajahmulah tujuan akhirnya.

Kapankah kembalimu?

inginku memelukmu
melompati waktu yang biasa menjadi istimewa
inginku mendekapmu
jika dingin ini tak segera berlalu
inginku memagutmu
jika bekunya bibir ini tak segera mencair

sungguh membayangkannya pun
membuat jantungku berdegub
berirama surga dengan untaian bunga kamboja

kau pergi begitu lama
membuat bayangan yang kau beri
perlahan mengabur terbawa mimpi

kau datang tak jua tiba
membuat penantianku jengah berkepanjangan
mengukir lembar dengan genangan rindu dan cinta
hingga batas waktu
yang aku sendiri tak tau dimana ujungnya

entahlah..2

aku tak mau sedih
dalam setiap cerita yang tertulis aku mau tertawa
mambahakkan sejuta gema
dimana seorang pun dari pendengki akan kagum

aku tak ingin tangis
yang aku mau hanya ria
mencumbu batang batang biduk berlayar
yang tengah arungi keruh nila dalam nampan

sedihku hanya kiasan
tangisku hanyalah ungkapan
gemerlapnya kehidupan
diantara langkah kaki tak bertujuan
yang tengah merenda benang
untuk selimut dingin, di masa yang akan datang......

Wednesday, April 02, 2008

kepergianmu nanti

hambar
seperti sore yang memburam
kau lari dalam dekapan
membaur sebuah imajinasi menjadi momok menakutkan

kau curi beberapa lembar karya yang pernah kukisah
kau rebut sebatang nampan yang kupoles merdu
tempat naungan jiwa kala kepanasan
tempat haus minum dahaga yang berkepanjangan

hambar
layaknya siang terik tanpa sepoi angin
kugali kenangan yang menghitam
sekedar mencari sebuah harap
yang pernah ku simpan
yang pernah kuarsipkan

untuk nanti kita buka
untuk nanti kita khianati
yang akhirnya mati terkubur dalam cerita

kau pergi
berlari
menjauh
dan terbunuh
dari malam sepiku

Tuesday, April 01, 2008

melamun

daunmu gugur kala kering
rantingmu patah dan bisu terpasung
kelopakmu melayu dan gugur kemudian

kau begitu senyap dalam kalbu
menyatukan kepingan sunyi dalam gelap
sepertinya, biru merah dan jingga tak mengusikmu

duniamu nyaman
duniamu aman
duniamu terdiam
dan duniamu tenggelam

karam dalam batas lamun yang kau hamburkan.

Monday, March 31, 2008

kesenyapan dalam bisu

kukutip sedikit ilalang untuk peneman
di kegelapan gersang nan muram
jatuhnya hening dalam dekapan
meggelayut manja dalam sepi

tangan menengadah seraya mendo'a
sebutir air tertetes, penghantar duka nan jelita
dengan sendu yang tertanam
seolah bibir merapat tergetar dengar.

ku raih cahaya dalam selimut dingin
kukepal mawar dalam genangan duri
dalam goresan darah yang tertumpah
dalam perih yang seharusnya bersahaja

hanya mampu terkatup
dalam senyap yang bisu
dalam bisu yang senyap

Monday, March 17, 2008

batas wajar mu dalam diriku

kuperbincangkan hidupmu dengan malam
yang sunyi
yang tenang
yang senyap

pikiran yang terbang terus mengembara
menepis sengketa yang sekiranya berbuah rusuh
yang membuat jantungku gaduh
dan hati dalam nyawaku keruh
sunggu aku tak mau memimpinya

aku hanya memikirmu
seandainya ketik ketik berbuah merekah
tentu bunga kan harum warnanya

dan hanya sebatas pikir, aku tak mampu menghayal
sebab hayal buatku sangat mahal
yang mesti aku tebus dengan angan
harus kubayar dengan imajinasi yang menyesatkan

tidak !
cukup memikirmu, cukup menganganmu
dan aku tak akan sekalipun menghayalkanmu
titik!

Saturday, March 01, 2008

entahlah, hhhhh ?!?!?!?!

kapan gerimis yang kau puja tiba ?
lalu lalang di putik mata dengan menggenang
bila jatuhnya kalimat kau ucap merdu
maka semat makna yang tak pernah tereja
akan terus hantui malam dengan lirik yang takut

kau hanya dinding dalam sandaran rapuh yang memuai
kau hanya tanah yang terkulai
dalam becek tanah di sore kemarin
kau hanya rinai hujan yang basah
di antara gemuruh mega yang berkejap menyala

sedang aku hanyalah kering
kerontang yang berdebu
yang mengisi kemarau dengan terik nan pilu
yang mengisi kerongkongan dengan dahaga
dan menaburi siang dengan keringat keringat lembab

sungguh aku tak akan mampu
menyematmu agar terselip aman di antara jemariku
mendekapmu agar sepinya dingin tak lagi mengganggumu
mengecupmu diantara dua mata, diantara dua pipimu

aku tak akan bisa
ma'afkan aku
sungguh aku tak bisa

Powered By Blogger