Cerita Ku
Separuh nafasku terbang berkelana
menembus batas biru langit cakrawala,
kepakan - kepakan beranda di batas waktu,
menggulirkan beberapa intan lembayung.
rasa sepi yang menggelayut rentang usia
tlah membuatku berkarat dengan penuh keindahan
mengapa kubiarkan jiwa ini berserakan ?
di gulung butiran cinta yang mematikan,
tak sedikitpun risau tergambar jelas di sana,
hanya goresan - goresan pena,
membentuk belahan - belahan jiwa,
selebihnya buram tak terbaca,
tak teraba hitam,
tak terpeka
langkah gontai sang penyair mengalihkan beberapa lembar daun tuk bersaksi,
betapa sakitnya pilu yang menyelam di dasar takut,
dia tak pernah mengerti bahwa,
apalah arti sebuah desahan yang jika di jabarkan akan membentangkan beberapa rahasia yang tak mesti terungkap,
walau dengan kerlingan kelip kunang - kunang,
tak sepasang telingapun yang boleh mendengar,
tak sesosok mata pun yang mampu melihat,
karena semua buta, tuli,
di dera perasaan bersalah,
menghiba bumi untuk segera di ampuni