myspace

Thursday, January 25, 2007

Cerita Cici



Entah berapa kali purnama dia berdiri disana,

sendiri ………

menatap sendu butir - butir embun yg melekat erat di daun perindu,
batin yg selama ini hanya terisi ruang hampa menjerit pilu,
kelopak – kelopak matanya yg indah bulat bersinar,
berkaca dan melelehkan bening lembut tetesan air hangat penyejuk sukma

ada sesuatu yg mengganjal jiwanya
ada sebuah kisah yg terangkum dalam bab – bab loka swarga warna, menyebutkan namanya,
memanggilnya untuk hadir di sisi rindu dalam hangatnya cinta

dia tak pernah tahu bahwa rona merah cahya bulan menaungi hidupnya
dia tak sadar bahwa seekor kupu – kupu menebarkan sayap untuk melindunginya
dan dia tak melihat bahwa di sampingnya berjajar rangkaian bunga, sebagai selimut di malam dinginnya

dia selalu mengadu pada bunga
dia selalu bercerita pada dinding putih bersulam retak jelaga
dia selalu berbisik di telinga malam, menggumamkan kata puja dan puji
berharap waktu mengirimkan pesannya ke bulan, untuk kemudian di tebar dengan indah dan penuh warna ke jagat raya

apa yg terjadi sebenarnya ?
bukankah hidup telah di gariskan oleh belahan telapak tangan ?
di lukis langit, di warnai awan ?
dan di tulis di balik helaian helaian rambut ?

lalu apa yg di risukannya ?

apakah pujangga telah berbohong padanya ?
dengan menulis sajak yg terlalu indah , hingga dia terhanyut di dalamnya
ataukah pemuja telah mengingkarinya ?
datang hanya untuk menikmati harumnya lalu tercampakkan begitu saja

duh….Gusti

gerangan apa yg telah Kau tanamkan dalam dirinya
butiran apa yg Kau tebar didalam kelopak matanya
hingga dia harus terpedihkan hingga kini
hingga dia menangis dalam bisu,
tak ada isak yg terbaca
tak ada embun mata yg terlihat……

1 comment:

Wicky said...

Gubraakkzzz...!! (pingsan sampe seminggu..:p)

Powered By Blogger