myspace

Tuesday, March 13, 2007

Dinda......

Dinda….

Terasakah kegetiran dalam jiwamu yg merambat di balik jendela sukmaku
Tergetarkah hati mu mendengar rindu bersenandung pilu di pelupuk mimpiku
Tersentuhkah jiwamu melihatku tergolek lemah di antara pintu waktu

Aku tak yakin……

Kau masih menyimpannya,
sekotak asmara yg pernah kuberikan pada mu sebagai hadiah di usia dewasamu
Setangkai embun yg ku tanam dalam dalam di dasar kalbumu selayaknya penyejuk di kala sepi menderamu
Sebuah cincin bermahkota tiara kerinduan yg pernah kuselipkan jauh ke dalam jemari lentikmu.

Dinda…

Aku mengadu

Bahwa jauh di dalam lubuk laraku, merintih dengan pilu kerinduan akan belai ucapmu
Jauh di dasar hatiku, tersimpan lentera yg kini hampir meredup di terpa angin cemburu

dan
Aku tahu…

Kau hampir merasakannya juga, mencium bau anyir keputus asaan dari roh yg hampir musnah
Hanya mungkin kau belum menyadari…bahwa rasa itu semakin hari semakin membesar, mengecam, mengutuk, dan menyumpah, akan kepahitan yg selama ini ingin dia rasakan

Dinda….

Akhirnya aku bisa sadar
Bahwa kesendirian ini memang harus aku nikmati, sebab nanti, sekarang, ataupun esok, kau pasti pergi,
meninggalkan bekas luka dalam batin yg menggores indah tentang sebuah nama di sana
dan bisa di pastikan itu adalah namamu, nama indahmu, yang tertanam begitu dalam di batas hatiku….tak terganti, ataupun tergeser sedikitpun

Ini Kisahku ( RE-MAKE)

Kuhirup mesra harum desah nafasmu yg memburu menggelayut di balik awan yg berarak menuju bukit.
Ku hiraukan sejenak lantunan kata yg tergetar di sela bibir merekahmu,
merdu menyentuh sukama ku, sejuk menyelimuti jiwa laraku,
ku nikmati dan benar2 benar kuhayati arti dari sebuah kehadiran mu dalam hayalku,
tak sirna dalam sekejap bayangan indah itu, meski di sana berdiri dengan pongahnya sang temaram yg membayang di setiap jejakan kaki langkahmu,
tak jemu dan tak bosan ku tatap mata beningmu dimana bias telaga tujuh warna kulihat disana,
tak henti ku belai hitam legam uraian rambut panjangmu,
ku acuhkan setiap iri mata yg menatap kosong diantara rerumputan perdu,
memandang cemburu seraya bergumam sinis,

ini cerita kita,

dimana di akhirnya nanti ku ingin merasa bahagia,
meski itu hampa,
meski itu mimpi,
aku ingin di setiap helaan nafas ku,
di setiap tapakan jejak langkahku,
di setiap derit pintu hatiku,
ada kamu di sana
berdiri anggun menatap sayu kearahku,
membuka tangan lebar seakan ingin memelukku,

ini kisahku,

dan aku mau,,hanya kau dan aku yg ada di sana,
melewati hari demi hari dengan canda,
mejalani hidup dengan tawa,
sampai nanti
sampai tua dan putih rambut menuai di ujung kepala…
karena ini kisahku kisah di antara kita

Surat untuk yang terkasih

Rinduku takkan terhenti..berbaur dengan senyum merona di bibir,
menyatu dalam angan bermahkota cinta..
di tabur gemerlap bintang bercahya indah di sela mimpi,

aku selalu menunggumu di sudut biru hati yang kini tlah kaku membeku membias asa tentang arti dari sebuah pertemuan semu...

hadirmu di mimpi..tak pernah tergantikan dengan hal indah apapun di dunia ini, seolah nyata menjelma menyentuh kalbu yg tlah lama kosong di isi ke hampaan pilu

rasa itu mungkin sirna...namun bekasnya tlah menoreh dalam-dalam di setiap jengkal kulitku,,menyatu dalam lairan darah,,merasuki jantung dan meracuni ego...

aku tau di setiap helaan kata yg terucap...mengandung banyak arti kata asmara yg menghunjam hatiku untuk tak pernah berhenti berharap tentang cinta yang tlah kau berikan padaku

Selayaknya......kekasihku .

jarak mungkin telah membentangkan angan dan menyempitkan keinginan,namun semu yang bersemayam di balik rencana telah membuka semua tabir tentang dua hati yg tak bisa di pisah..

sejauh apapun kita melangkah,
seindah apapun rencana yg tertulis,
pun jua semua takkan menyatukan kita dalam sebuah ikatan,

hati terlalu jujur untuk berbohong,
terlalu lemah untuk di sakiti,
dan terlalu perkasa untuk di tentang...

semua mengalir mengikuti arus..
yang akhirnya musnah tersangkut di jemari do'a,

semua berjalan sesuai takdir, di mana siang selalu menemani malam,
di mana matahari selalu menemani bulan..
begitu indah hingga tak satupun sajak merdu dari swargaloka mampu mengukirnya dalam alunan kata..

namun pernahkan mereka bertemu ?
pernahkah mereka bersatu ?....

tapi semua tahu..

bahwa bulan tak bisa hidup tanpa matahari, dan siang tak akan menjadi indah jika tak di temani taburan bintang sang malam.....

dan aku...
meski tak mungkin memiliki mu...namun hati ini selalu setia menemanimu...layaknya bulan dan matahari, ataupun siang dan malam...

Dua Dunia ku

bisik gemericik daun di hela sang malam membangunkan tidur nyenyak ku. aku terhimpit dalam dua dunia, dimana salah satunya menjanjikanku akan kedamaian, di mana yng lain menjanjikan aku kebahagiaan, aku terlalu lelap di buai oleh keduanya, hingga tak sadar lantunan bait - bait sang malam telah melampauiku, aku begitu berkelana di dalamnya, hingga tak sadar bahwa waktu telah beranjak senja, mentari telah terbaring di antara kisi cakrawala.

bisu...
sunyi..
senyap..

tak ada yng mengaduh bahkan mengeluh, semua ikut terlelap di buai timangan mesra sang bintang, tapi aku malah terjaga, tersungkur, terjerembab dalam kubangan nista yng menyeru di sekujur alam, aku ternoda, aku tercampak di antara luapan degup detak sang masa,

ku tengadahkan kepala memicing dahi, menyamarkan kilauan putih cahya ungu di balik mega, kutatap lekat dan penuh makna arti dari tebaran bulu elang yang menyelusup indah masuk kedalam relung batin berjelaga ini, aku terhampar laksana benih bertabur di sekitar telaga, ku biarkan sejenak dua dunia menyeruak masuk dalam alam fikirku,

kunikmati
kuresapi
setiap jengkal usapan halus jemari lentiknya, setiap hembus helaan parunya , setiap dengus memburu harum nafasnya....

kucium,
kerungkuh
ku peluk

dan kemudian dengan perlahan aku mengusirnya, dengan lembut dan tatapan mesra.

bukan apa ? , tapi karena aku telah terjaga, aku terbangun, untuk hidup dan menghirup nyata di depan mata

Powered By Blogger