aku dan birahiku
tapi aku belum siap
menjerit kering seru di sekat kerongkongan
menghentak- hentak keinginan untuk berbuat
mengumbar nafsu mengembara di kelokan - kelokan bukit
tapi aku belum siap
menjejalimu setiap waktu dengan senyuman
mengelabuimu setiap saat dengan alunan merdu tawa lepasku
menggodamu untuk bersandar dalam celah birahiku
tapi aku belum siap
mengelus dadamu
mencium jenjang lehermu
meremas lentik bulu matamu
biarkan dulu aku sendiri
menggembala nafsu yang terasa liar membakar diri
nanti saat cangkir2 kosong telah tertuang penuh madu
kala gelas gelas berserakan di lantai batu
datanglah lagi kepadaku
akan kubuatkan kau sebentuk lilin panjang di altar pemujaan
menjamu mu dengan sebidang bahu yang kekar
memberimu pelukan hangat selayaknya seorang perkasa
datanglah lagi di lain hari
sebab sekarang bukanlah waktu yang tepat
sebab sekarang aku sedang sekarat
di rayu nafsu yang semakin mengikat..
No comments:
Post a Comment