mengapa?
mataku berkaca
keringatku meruah
menuang beberapa daun kering di padang oasis
mataku nanar
hidupku gentar
aku berkaca pada sebuah debu
yang hinggap di kolong nadiku
bertebar tak tentu arah
mengusik sepi di malam jelaga
biruku hancur
nilaku lebur
mencair menenggelamkan sebutir asa
bernuansa jingga di ufuk timur
kutatap hari
ku hinggapi sunyi
hingga berkeping jumlahnya tak terhitung jari
mengapa duniaku semakin busuk
beraroma bangkai di sekujur tubuh
mengapa kehidupannya carut marut
merobek robek kertas sejarah
dan menuanginya dengan cairan darah
mengapa?
No comments:
Post a Comment