Wanita itu
seorang wanita datang menghampiriku
di kala senja datang menggelayuti awan,
membawa kan ku bejana berisi madu kepiluan,
senyumnya tak terkembang, tak pula menguncup,
hanya tatapan sayunya yang menancapkan sebilah salju kedalam jantung paruku, membuat dinding – dinding putih menggigil,
membekukan kata yang ingin berucap,
memenggal kepanikan,
mengukir keterasingan diantara semak – semak perdu pelindung malam,
aku kembali terjatuh dalam kubang kebimbangan,
bukan untuk memilih,
bukan pula untuk dipilih,
sementara lantunan lantunan kata terucap,
aku seketika diam membisu dalam gelas berisi bisa racun pemuas dahaga,
aku tak membiarkan diri ini terjaga,
tak membiarkan diri beranjak,
aku puaskan diriku dalam genangan genangan kelam berwarna abu,
aku menikmatinya sekejap hingga rona merah derit jendela membuyarkan semua mimpiku,
kenapa aku gila,
kenapa aku tak waras,
kenapa aku……aaaah
wanita itu segera beranjak untuk menghilang,
membawa sisa cinta yang telah ia tawarkan,
membawa rindu yang tak pernah bisa aku menimangnya
dan membawa hati yang telah aku sakiti…..
No comments:
Post a Comment