Pagi yang hilang
Pagi ku hilang
Pagi ku melayang
terbang bersama angin sore, terhempas badai senja
kubuka jendela hati, seraya menatap semesta bertabur benih dan embun pagi
menghirup sesaknya nafas yg menggelayut di nurani
batin kecilku menjerit puas, kala kulihat pagi berubah kelam
tak ada lagi kicau burung, yg ada desahan dan erangan wajah sedih
menghirup sesaknya nafas yg menggelayut di nurani
batin kecilku menjerit puas, kala kulihat pagi berubah kelam
tak ada lagi kicau burung, yg ada desahan dan erangan wajah sedih
pagiku hilang
pagiku melayang
tak ada harapan yg bisa ku ucap, hanya sedikit pinta sudi kiranya kau tampar jiwaku sekali lagi
seketika ku bersimpuh, merapat tangan dalam genggaman dada, aku menangis
dalam isak aku bertanya, sekeji ini dunia memalingkan muka padaku
senista ini ragaku tak di terima dalam genggaman nafsunya
separah inikah derita yg musti aku tanggung.
duh pepatah yg menaungi jagat sastra
loka apa lagi yg musti aku coret
puisi seperti apa lagi yang musti aku tulis
tanganku kaku menatap kosong semburat merahnya
mataku biru memicingkan sinar pedihnya
pagiku hilang
pagiku melayang
kesepian yg menyelusup di relung batin membuat aku terjaga sepanjang malam menatap bintang berharap dia sembuh dari luka, dan kembali menari kecil bersamaku
sedih
pedih
luka
nanah
kubawa sembunyi...............
No comments:
Post a Comment